Prigen, 1 Nov 2013
Setelah Istighotsah & Dhuha diimami Ust. Suaidi, SAg, baru dilaksanakan kultum pagi oleh Rohmad Hariadi, M.Pd. Pertama ustadz yang juga Waka Kurikulum ini bertanya kepada jama'ah siswa tentang kondisi yang agak panas, kemudian bertanya tentang hasil UTS para siswa. Pertanyaan Pak Har (sapaan akrabnya-red), dijawab beragam oleh siswa. Ada jawaban sudah ada yang belum, karena ternyata tidak semua siswa mengetahui nilai UTSnya. Menurut rencana Tgl. 6 Nov akan dilaporkan kepada walimurid.
Dengan gaya komunikatifnya Ust. R. Hariadi mengawali dengan bertanya tentang besaran uang yang diambil dari dompetnya kepada siswa. Kemudian beliau akan bercerita tentang 'pengalaman' dua uang yang diambilnya itu: 1 pecahan 1000 keluaran th. 2011 dengan uang 100 rb merah cetakan tahun 2010. Lalu Pak Hari bertanya kepada siswa, ..." mana uang yang nilainya besar? siswa koor menjawab .."100 ribu..!! Pak Hari membenarkan jawaban itu.
Kemudian beliau menarasikan bagaimana perjalanan masing-masing uang itu. Uang 1000 sebagai uang pacahan kecil acapkali dipegang orang. Dalam sebulan uang 1000 itu bisa berpindah tangan, dari masuk pasar, diberikan tukang parkir, buat jajan di kantin, diberikan untuk sedekah dan seterusnya. Sedangkan perjalanan 100 ribuan ternyata tidak seperti pengalaman uang 1000an. ia hanya nongkrong' di dompet dan jarang keluar. Kalau ada orang minta-minta yang kamu berikan pastinya 1000 apa 100 rb? pasti yang seribu. Kalau di bank dia (100rb)-red hanya dibendel bersama-sama dan hanya tertumpuk di brangkas. Kalau di kita sesekali uang 100 rb dikeluarkan jika kondisinya emergency bila kehabisan uang baru dipecah..".cerita P. Har lebih lanjut.
Pesan yang ingin disampaikan guru kelahiran Sidoarjo, 1978 ini berkaitan nilai UTS adalah bahwa orang kecil tidak selalu identik dengan 'sengsara' dan tidak terhormat. Justru orang kecil bisa saja menjadi kebanggaan dan pahlawan manakala berperan positif dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti Terkait nilai UTS, nilai yang kecil bukan simbol ketidak mampuan atau level "as safilin" dalam bahasa Arabnya. Dan nilai besar bukan jaminan 'terhormat' dan benar-benar hebat. Nilai kecil tapi jujur lebih baik dari pada nilai besar tapi hasil 'menyontek'. Yang sejatinya patut dibanggakan adalah memperoleh nilai besar tetapi dari hasil dari belajar sendiri dan tidak 'nyontek'..."Semoga kalian yang nilainya kurang memuaskan pada UTS, perbaiki pada kesempatan UUB nanti dan yakinlah dengan belajar serius kalian akan lebih baik. Dan yang nilainya baik tidak boleh sombong.".harap bapak 1 anak ini.(guz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar