Rabu 2 Nov 2011, seperangkat alat musik didatangkan oleh Komite MTsN Prigen. Alat musik ini yang dalam rapat bersama wali murid disepakati pembelian alat musik. Grand idenya memang dari kepala Madrasah yang diamini oleh penggagas awal seni pak Subagyo. Kini alat itu ada di depan mata seakan keinginan itu tak percaya terjawab. Sempat Subagyo mengirim e-mail ke salah satu toko musik agar mengirim daftar harga alat-alat musik hanya ingin tahu..itu dulu.
Melalui beberapa argmentasi dalam rapat dengan Komite pihak sekolah meyakinkan bahwa pengadaan alat musik itu sangat penting untuk kreatifitas dan simbol.
Melalui beberapa argmentasi dalam rapat dengan Komite pihak sekolah meyakinkan bahwa pengadaan alat musik itu sangat penting untuk kreatifitas dan simbol.
Drs HM.Alfan bersama bend.Komite/waka sarpras Pujianto, MM menyampaikan perkembangan terkini tentang keuangan yang ada. Partisipasi wali murid dalam rentang 2 bulan rupanya sudah mencukupi UM "uang muka" untuk pengadaan alat itu. Dan rupanya pihak sekolah mendapat angin segar dengan 'sim salabim' 1 hari dibicarakan besoknya langsung 'datang'. Permasalahan yang muncul adalah tempat 'standby' alat-alat itu. Ruang yang ada yang pertama kali dibidik adalah eks ruang OSIS. Begitu datang 'brang-breng' suara beberapa guru 'mengetes' alat baru yang minimaliz ini, 11 jt-an.
Menurut Pak Dar, guru PKN yang juga 'jago' di musik ini menyarankan agar mengadakan penguatan pada konsep musik yang akan diusung. Karena MTsN ini jelas bercirikhas Islam. menanggapi beberapa grup siswa yang punya grup sendiri itu menjadi positif dengan memberi ruang kreasi tetapi produk lagu-lagu tentunya kita arahkan dalam style yang bercirikhas. Misal Al banjari yang sudah ada itu bisa hadir dalam kolabarasi yang ciamik. Kita mampu nanti tampil seperti Opick, bimbo bahkan seperti GIGI....
Pak Dar menambahkan, alat itu tergantung manusianya. jika hanya dibuat 'kote'an (tetabuhan) kata orang jawa, itu akan menjadi usaha 'memanggil syetan'. Diperkuat Pak Agus berpendapat bahwa itu semua tergantung 'nawaitu' bermusik. Musik bisa menjadi media mendekatkan diri dan menghasilkan produk kemanusian, musik juga bisa membuka pintu 'satanic club'. Lebih lajut guru B. Arab yang juga mantan vokalis Al Banjari kalsik ini meyakinkan, bahwa faktor pengendalinya adalah akhlak dan potensi positif. Dengan bermusik yang santun, seni sebagai bahasa akan mampu melahirkan manfaat Seni bukan pemuas nafsu pelakunya, kalau niatnya hanya 'lelahan' (senang-senang) ya syetan benar-benar datang..(red.)
Pak, tanggalnya perlu diralat...
BalasHapusHari Rabu Bukan tanggal 4 tapi tanggal 2..
Wah kalo dilihat seluruh dunia kan : "ISIN"
Masa MTs kita ga pnya Kalender..Wkwkwkwkkkkk....
Lylo, trims...salah sangka
BalasHapus