Senin, 31 Oktober 2011

Hikmah Sumpah Pemuda & Jujur dalam Ujian

...Sumpah Pemuda 1928, harus kita teladani sebagai pemicu semangat bahwa kita, kalian orang-orang muda sebagai tulang punggung bangsa harus kuat dan memiliki cita-cita tinggi. Di pundak kalian perubahan masyarakat, bangsa dan bahkan dunia. begitulah penggalan amanat Dewi Sumariyam, S.Pd. Lebih lanjut Bu Dewi menjelaskan pemuda seharusnya jadi pionir minimal dalam lingkungannya masing-masing.
Jadi anak muda seusia MTsN bisa jadi panutan, bisa jadi omongan. Panutan manakala perilaku dan sepak terjangnya bagus di masyarakat apalagi memiliki prestasi, jadi omongan jika perbuatan di masyarakat atau di sekolah kurang mencerminkan anak MTsN.

Menyoroti hasil UTS Tgl. 24-29 Oktober, Bu Dewi mengungkap sekaligus bertanya kepada para siswa apakah hasil UTS sudah mencerminkan kemampuan belajar? sebab di lapangan (Ujian-UTS) masih banyak ditemukan aksi ' nyontek/' tengok-sana-sini". Ini terjadi karena siswa kurang belajar dan kurang menguasai materi. Karena saat pelajaran kurang bagus di kelas kemudian di rumah kurang tekun belajar akhirnya saat ujian 'kebingungan' menghadapi soal. Al hasil kadang jawabannya :...maaf tidak bisa, atau kosong. Padahal soal ujian itu sebenarnya adalah masuk indikator /KD jadi jika siswa tidak mampu menjawab soal, berarti tujuan belajarnya tidak tercapai. 

Dalam upacara ini terjadi insiden tali bendera lepas. Ketika bendera siap dikibarkan saat para petugas menarik, mungkin 'saking' semangatnya tali putih lepas, dengan sigap Pak Jamian mengikat ujung bendera dan prosesi pengibaran jalan terus. Ada dua hal kenapa bendera lepas: pertama apakah tarikan terlalu keras kedua benderanya memang terlalu 'tua' sehingga sudah 'amoh' (jawa-red) dan perlu peremajaan. Perlu dicek di gudang barang persediaan, adakah?? kalau tidak segera diadakan. Bendera simbol patriotis, sebenarnya bukan urusan mampu atau tidak soal pengadaan bendera, tetapi faktor kurang 'will' dari pihak-pihak kompeten untuk berangkat belanja.


Di samping insiden bendera upacara pagi ini cukup panas ini, walaupun kemarin minggu Prigen diguyur hujan deras dan angin membuat beberapa peserta tumbang. Mudah-mudahan hari-hari ke depan alam lebih teduh tidak panas menyengat lagi, amin. Bagi para siswa upacara adalah uji mental dan fisik. Fisik, karena hampir 1 jam mereka berdiri konsentrasi di bawah sengatan sang mentari. Ada keuntungan yaitu siswa lebih memiliki resistensi terhadap suhu tinggi dan tidak 'gopok' (jawa-red) artinya rentan sakit. Umumnya siswa yang tumbang saat upacara adalah karena tidak sarapan, tak tahan panas dan faktor kesehatan. Tim PMR siap di belakang, namun jika ada peserta tiba-tiba jatuh tim PMR yang  fisiknya kecil ternyata belum sigap dan kuat  melakukan pertolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar