Sabtu, 14 April 2012

Mengurus Jenazah Jadi Cabang Uji Fiqih di Prima

Prigen Prima News (14/4)
Ujian Praktik Fiqih di MTsN Prigen kelas IX mengambil cabang mengurus jenazah pada Rabu (11/4) dan Jumat (13/4). Mengurus jezanah yang dimaksud adalah proses mulai memandikan, mengkafani, menshalati dan menusung serta mengubur. Menurut koord. Penguji Fiqih Firmansyah, M.Pd, MA menjelaskan bahwa praktik pengurusan jenazah sudah mendapat acc dari bapak kepala Drs HM Alfan Makmur,MM  beberapa hari menjelang penjadwalan materi uji. Praktik ini dilaksanakan bukan tanpa maksud. Materi pengurusan jenazah memang ada dalam pelajaran kelas IX tujuan utamanya menurut guru jebolan S2 Unisma dan  UI ini mejelaskan bahwa paling tidak siswa dibekali praktik hampir nyata prosesnya seperti mengurus sungguhan ."

Proses ujian praktik ini dimulai dari siswa membentuk kelompok. dari 110 siswa dibagi 4-5 kloprak baik putri dan putra. Ketemu sekitar 11 putri dan 11 putra kelompok. Masing-masing kelompok harus melaksanakan proses memandikan, mengkafani dan menshalati. Sedang mengusung dan mengubur dilaksanakan bersama-sama. Pada sesi memandikan dilaksanakan di depan lab.komputer barat, dengan boneka khusus dan air yang siap mengalir, proses tahap memandikan diawali kelas IX A-B. Selesai proses memandikan, kelompok yang selesai bisa bersiap-siap mengambil sesi mengkafani, dan menshalati. 

Kelihatan beberapa siswa 'gugup'  saat memandikan ada siswa yang kurang cekatan dalam memandikan, walaupun ini boneka. Namun kata  pak Firman.."... bayangkan nanti yang kalian mandikan adalah orangtua/familymu, gak usah isin, waktu 'nyeboki" ya seperti orang nyeboki, hati-hati jangan sampai kasar dan 'menyakiti' mayit.." harap bapak 2 anak ini. Sesekali penguji juga memberi arahan proses yang benar dalam memandikan dan juga mengkafani. Mengkafani juga tiap kelompok harus baik, kata kuncinya adalah  "rapet" artinya proses menyusun lapisan kain harus diperhatikan posisi, jangan sampai tidak imbang ikatan 'pocong'nya. karena ada salah satu kelompok mengikat kelebihan 1 meter, walau simpulnya sudah benar, tapi itu juga kurang bagus.."imbuh pria kelahiran Surabaya ini.

Sementara menshalati pada hari Rabo (11/4) diuji oleh Drs Rokhemad, guru juga tokoh masyarakat Suwayuwo, yang sudah tak terhitung mengkafani/menshalati mayit ini turut ambil bagian menguji siswa. Dalam uji salat berjamaah, doa 1 dan 2 beberapa siswa saat disaksikan prima news, seperti kurang hafal dan  'lipsing' mengikuti temannya yang hafal. maklum tidak pernah praktik. Pada hari Jumat (13/2) penguji shalat adalah M. Nur Kholik, S.Pd guru fiqih asal Bangil yang menguji kelas IX C-D yang 'super hard' namun pak Kholik nampaknya sukses. Setelah usai prosesi-prosesi itu giliran yang 'heboh' adalah upacara 'pemberangkatan' mayit, inilah saat yang menegangkan, layaknya mayit sungguhan, upacara 'penyaksian oleh pak Firman, kemudian 'mayit boneka' itu dipikul dan diarak mengelilingi halaman madrasah, nampak serammmm! beberapa siswa kelas VII-VIII histeris, seakan-akan ada orang mati betulan. ternyata hanya 'mayit model ',ada-ada saja.

Ditemui prima news disela-sela rehat antar sesi Firmansyah, MA memperinci hikmah para siswa kenapa diuji seperti ini, pak Firman mantan waka kesiswaan ini menyebutkan bahwa siswa 1. akan mengetahui langsung proses mengurus orang mati, 2. mengurangi rasa seram dan takut dengan mengurus orang mati, 3. merasa yakin dan tidak 'minder' jika kemudian mereka harus praktik langsung, 4. tentu ini amaliyah ada hubungan dengan kewajiban orang hidup kepada yang mati, disamping dapat ilmu, Master Humaniora UI ini yakin proses itu kelak akan terrekam dibenak para siswa, bahwa kurang lebih seperti itu tata cara mengurus orang mati, tinggal improvisasi keberanian mereka.." jelas beliau sambil tersenyum (guz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar